Tingkat pengangguran di Indonesia semakin bertambah, minimnya lapangan kerja membuat sebagian orang susah untuk mencari pekerjaan. Kali ini aku mengangkat kisah seorang penjual mainan keliling, yaitu Bapak Basuki. Susahnya dalam mencari pekerjaan yang layak membuat Bapak Basuki harus berusaha menafkahi keluarganya yaitu dengan berjualan mainan keliling.
Setiap hari ia berkeliling menjajakan mainan-mainan anak, seperti balon dan gelembung sabun. Terkadang Pak Basuki ini juga mangkal di berbagai tempat seperti di kawasan GOR, di Gebog, bahkan jika ada acara kondangan seperti acara pernikahan atau sebagainya.
Bapak Basuki mempunyai empat anak, kedua anaknya bersekolah di bangku SMK sedangkan satu anaknya lagi masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan yang terakhir masih berumur 3 tahun. Sungguh berat beban Bapak berusia 50 tahun ini, dengan penghasilan yang tak menentu yaitu hanya sekitar Rp. 25.000 per harinya ia rela bekerja keras demi istri dan ke-empat anaknya itu.
Dahlan Iskan Bakal 'Hilangkan' 20 BUMN
Tahun ini pemerintah bakal mengurangi 20 lebih BUMN dalam rangka perampingan. Ditargetkan hingga akhir tahun ini jumlah BUMN bakal tinggal 120. Apa saja yang 'hilang'? .
Sopir Bus Karunia Bhakti Jadi Tersangka, Dijerat UU Lantas
Lukman Iskandar (43), sopir bus Karunia Bhakti (Garut-Jakarta) menjalani rangkaian proses pemeriksaan di Polresta Bogor. Ia dijerat dengan Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Madrid Diyakini Jaga Keunggulan Sampai Akhir Musim
Tujuh poin jarak antara Real Madrid dengan Barcelona masih sangat berpeluang untuk disamai dan kemudian disusul. Tapi dengan performa mantap yang ditunjukkan El Real, kondisi itu bisa saja bertahan sampai akhir
Minggu, 19 Februari 2012
Mencari Nafkah dari Ayunan Sapu
Bapak Wahyudi, itulah nama seorang tukang sapu jalanan yang aku temui di sebuah kawasan pabrik rokok di daerah Gebog Kudus kemarin sore. Ia sudah 40 tahun mengabdi bekerja sebagai tukang sapu jalanan di pabrik rokok tersebut yaitu sejak tahun 1972 sampai sekarang. Setiap harinya Pak Wahyudi berangkat bekerja mulai dari rumah jam 7 pagi karena rumahnya yang berada di Undaan Tengah Kudus jauh dari tempat ia bekerja. Pak wahyudi memulai aktifitasnya sebagai penyapu jalanan mulai dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore.
Dalam satu minggu Pak Wahyudi menerima gaji sebesar Rp. 150.000. Dengan penghasilan sebesar itu Pak Wahyudi harus menghidupi istri dan ke enam anaknya. Di usianya yang sudah semakin renta, Bapak Wahyudi tetap setia menjalani profesinya ini karena memang inilah yang bisa menopang kehidupan keluarganya, sungguh sebuah tanggung jawab yag sangat besar dari bapak berusia 55 tahun ini. "Walaupun sering kecapean, tetapi inilah usahaku agar dapur tetap mengepul", ujar Bapak Wahyudi.
Mengandalkan Hidup dari Jagung Rebus
Suatu sore sepulang dari les aku mampir untuk membeli jagung rebus pesanan Ibuku di kawasan GOR wergu wetan Kudus, dan kebetulan ada seorang ibu-ibu penjual jagung rebus yang sedang menjajakan dagangannya. Akupun datang menghampirinya untuk membeli jagung dan sempat bertanya-tanya kepada penjual jagung itu.
Namanya adalah Ibu Suparni, setiap hari Ibu Suparni berjualan jagung rebus keliling di daerah sekitar GOR. Jika sore menjelang ia biasa mangkal di depan SD N 1 Wergu Wetan . Ibu satu anak tersebut berjualan mulai dari pukul 9 pagi hingga pukul 7 malam. Dengan penghasilan yang tidak menentu , Ibu Suparni berjuang untuk menghidupi keluarganya. Cuaca yang kurang bersahabat tidak menyurutkan semangat Ibu berusia 50 tahun itu hanya demi menafkahi keluarganya.
Langganan:
Postingan (Atom)